Ketika kalian sekolah, kuliah atau bekerja di bidang IT, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Telnet dan SSH. Secara garis besar, mungkin kita mengetahui baik Telnet atau SSH adalah protocol atau program untuk mengakses komputer lain melalui jaringan komputer. Lalu, apa sih bedanya?
Sebelum lanjut, alangkah baiknya kita mengetahui dulu apa itu Telnet dan SSH.
Telnet adalah standar TCP/IP protocol yang memungkinkan penggunanya dapat mengakses sistem komputer lain melalui jaringan komputer. Telnet menggunakan port 23. Telnet bisa dikatakan bukanlah protokol yang cukup aman. Karena, proses transfer data melalui protokol ini dalam bentuk plain-text tanpa adanya enkripsi data.
SSH (Secure Shell) secara umum memiliki fungsi yang sama dengan telnet. SSH memungkinkan penggunanya dapat mengakses dan mengatur sistem komputer lain melalui jaringan komputer atau internet. Perbedaan yang signifikan antara SSH dan Telnet ada pada sisi keamanan. Setiap data yang ditransfer melalui protokol SSH ini dilakukan secara terenkripsi. Selain dari sisi proses transfer data, SSH juga dapat melakukan autentikasi user dengan menggunakan private-key(di sisi client) dan public-key(di sisi server). Sehingga, administrator dapat menentukan siapa saja yang dapat mengakses server atau sistem komputer tersebut.
Lalu, apa saja perbedaan antara Telnet dan SSH?
Berikut adalah perbedaan antara Telnet dan SSH :
| Telnet | SSH |
| Menggunakan port 23 | Menggunakan port 22 secara default |
| Tidak ada user authentication | Terdapat user authentication dengan menggunakan private-key dan public-key |
| Transfer data secara plain-text | Transfer data secara terenkripsi |
| Rentan terhadap security attacks | Dengan adanya user authentication dan enkripsi data, SSH diharapkan lebih aman ketika digunakan |
| Jika harus menggunakan Telnet, sangat direkomendasikan hanya dalam private network | Diharapkan lebih aman ketika digunakan dalam public network |